Ada tiga hal yang paling tidak disukai Lomok. PERTAMA, sakit gigi, KEDUA,perlakuan bidan puskesmas yang tak berperasaan itu, KETIGA, perkataan Ibunya—ya sudah, terserah! Kau pasti mengira daftar ini aneh, karena tak ada nama Ayah di dalamnya. Meski sudah jelas semua itu disebabkan oleh permen dan Ayahnya. Tapi bagi Lomok, Ayahnya tidaklah bersalah, justru kebalikannya. Ketika ia menderita sakit gigi, Ayahnya ...
“Suara apa itu, Ayah?” kata Ibunya dalam raut heran. “Oh, cuma suara kuda,” Ibunya menirukan bicara kakeknya. “Kuda siapa yang lepas, Ayah?” “Tidak sekarang ceritanya, ya. Ayo, kita jalan lagi, biar cepat sampai ke rumah.” “Setahu Ibu kuda hanya ada di perkampungan. Tidak di hutan,” Ibunya menerangkan kepada Lomok. “Setelah itu kakekmu tidak menjawab lagi. Dan suara itu terus mengikuti ...
Dikira Lomok dengan meniru akal-akalannya Jalu bisa membuat perhatian Ibunya berubah. Itu tidaklah mungkin karena Ibunya sangat teliti, dan punya prasangka yang kuat. Kedua alis Ibunya akan tampak menyatu jika sedang serius memikirkan sesuatu. Dan Lomok akan menjadi anak penurut jika Ibunya sudah mengeluarkan peringatan lembut begini: IBU ANTAR KAMU KE SIGULAMBAK, YA? Baginya peringatan satu itu tidak bisa dibandingkan ...
“Ayah betul! Kakak tidak akan mau aku ajak main. Bilangnya, capeklah, sudah bukan anak-anak lagi lah. Padahal jujur saja kalau mereka memang malas.” “Hahahahahahaha.” “Sssssstttt… Jangan terlalu keras ketawanya, Ayah, nanti kedengaran Ibu.” Lomok menyela. “Ya, ya, ya... ssssssttt!” Ayahnya pun meniru gerakannya, “oiya, sudah sampai mana tadi ceritanya?” “Laba-laba pemalas, Ayah!” Lomok antusias, dan mengulum sebutir permen lagi. “Ulat ...
Gigi bolongnya kambuh lagi. Sakitnya berdenyut-denyut lagi. Dan cerita seram Ibunya tentang ulat-ulat di gigi bolongnya teringat lagi. Sambil merengek, Lomok terbayang gerakan perut ulat pemakan kayu lapuk di kusen jendela kamarnya. Ibunya bertanya bekali-kali, tapi ia tidak mau mengaku. Kau makan permen? Kau makan coklat? tanya Ibunya. Lomok malah mengeraskan tangisan, semakin kencang tapi tak keluar air mata setetes ...