Aku dan Buku

Ilustrasi: Della Naradika
Ilustrasi: Della Naradika

Hai! Namaku Hanindri Aretha. Aku biasa dipanggil Indri. Umurku 12 tahun. Aku bersekolah di rumah, atau sering disebut homeschooling. Aku sangat suka membaca cerita fiksi.

Aku mulai menyukai buku sejak umur tujuh tahun. Awalnya, aku masih dibacakan buku oleh Bunda dan Ayah. Lama-kelamaan, aku bisa membaca sendiri.

Bundaku sering berkata padaku, kalau kita ingin tahu tentang suatu topik atau masalah, cari saja penjelasannya di buku. Bundaku juga bercerita, dulu sewaktu beliau masih kecil, beliau suka bertanya pada mama beliau (nenekku). Karena pusing ditanya terus, akhirnya nenekku sering menyuruh Bunda membaca buku. Biar Bunda mencari tahu tentang apa pun yang ingin ia ketahui lewat buku. Ini mirip seperti aku sekarang. yang suka mencari tahu tentang berbagai hal dari buku. Beberapa topik yang aku minati, yaitu zaman dinosaurus, zaman gladiator, zaman Mesir Kuno,dan zaman Romawi.

Kebetulan, orangtuaku memang mengoleksi banyak buku. Saking banyaknya, rumahku jadi terlihat seperti perpustakaan. Aku tidak pernah bosan kalau di rumah. Teman-teman sering bertanya apakah aku tidak bosan di rumah terus dan tidak pergi ke sekolah.  Aku tidak pernah berpikir bahwa di rumah itu  membosankan, karena di rumah ada banyak buku yang menemaniku.

Kesenanganku membaca buku berawal dari nasihat Bunda, “Kalau ingin menjadi orang sukses, rajinlah membaca. Karena dengan membaca, kita akan tahu banyak hal.” Karena aku ingin menjadi orang yang sukses, aku pun mulai belajar menyukai buku. Ternyata, mudah lho jatuh cinta pada buku. Namun ada juga orang yang sulit untuk suka pada buku. Oh, ya, cita-citaku saat besar nanti ingin menjadi peneliti makhluk hidup dan penulis. Doakan, ya!

Aku selalu teringat pada kata-kata Ernest Hemingway yang berbunyi, “Tidak ada teman sesetia buku.” Aku setuju dengan kalimat itu. Jika aku sedang sedih, aku mengunci diri di dalam kamar dan membaca buku. Saat sedang marah pun aku juga seperti itu. Tidak hanya di rumah, aku juga membaca di taman, mal, rumah saudara, dan berbagai tempat lainnya. Pokoknya, buku selalu menemaniku kapan saja dan di mana saja.

Kalian penasaran kan, apa saja buku yang sudah aku baca? Beberapa buku yang sudah aku baca, yaitu Harry Potter, Lima Sekawan, Pippi Si Kaus Panjang, Esiotrot, Ratu Penyihir, James dan Peach Raksasa, Madicken dan Lisabet, Karlsson Si Manusia Atap, Peter Pan, Pinokio, Winnie-the-Pooh, Beatrix Potter, Fantastic Mr. Fox, Walter, Archi & Meidy, Malcolm in The Middle, Matilda, The BFG, Arok Dedes, Lupus, Let’s Go Fatimah, Kisah Anak-anak Cahaya, Misterious Benedicks, Totto Chan, dan masih banyak lagi.

Kalian pasti penasaran, manakah yang menjadi buku favoritku? Buku Harry Potter adalah buku favorit pertamaku. Favorit kedua adalah buku-buku yang ditulis oleh Astrid Lindgren, Road Dahl, dan Enid Blyton.

Kalian sudah pernah baca buku Harry Potter? Kalau sudah pernah, apakah kalian susah untuk menjauhkan perhatian dari bukunya? Kalau menurutku, susah sekali untuk bisa mengalihkan perhatianku dari bukunya. Namun aku harus bisa menahan diri agar ceritanya tidak habis dalam satu bulan, karena aku dan Bunda membuat sebuah perjanjian. Aku hanya membaca satu buku Harry Potter dalam satu bulan, karena aku harus membaca berbagai jenis buku lainnya juga. Tidak apa-apa, kan masih ada buku menarik lainnya.

Eh, aku penasaran, nih, dengan penulis-penulis yang kalian sukai. Aku sendiri  suka dengan J. K. Rowling, Enid Blyton, Roald Dahl, Astrid Lindgren, dan Pramoedya Ananta Toer. Menurutku, cara mereka menyampaikan cerita sangat menarik. Jempol, deh, pokoknya buat cerita mereka. Kalau sama Pak Pramoedya, aku kagum pada beliau karena walaupun dilarang menulis, beliau tetap menulis untuk anak bangsa. Terima kasih, Pak Pramoedya. Terima kasih juga untuk J. K. Rowling, Astrid Lindgren, Roald Dahl, dan Enid Blyton.

“Sehabis membaca buku, langsung Indri tulis output-nya, ya. Terserah mau membuatnya dalam bentuk tulisan atau gambar. Soalnya, kalau tidak dikeluarkan, nanti kepala Indri kepenuhan sama ceritanya. Sama halnya seperti kalau kita makan dan minum. Kalau kita tidak buang air kecil dan olahraga, apa yang terjadi pada tubuh kita? Kita pasti sakit kan? Oleh karena itu, Indri harus membuat output-nya.”  Kalimat itu selalu diucapkan oleh Bunda jika aku lupa membuat output atau luaran sehabis membaca sebuah buku. Memang benar apa yang dikatakan Bunda, kepalaku suka pusing kalau terlalu banyak cerita yang aku baca. Karena itulah, aku selalu menuliskan output-nya.

Bacaanku dibagi menjadi dua bagian. Pertama fiksi dan yang kedua adalah non-fiksi. Setiap selesai membaca buku fiksi, biasanya aku membuat review atau ulasan dan cerita. Menulis output itu mudah kok kalau kita langsung membuatnya. Kalau sudah banyak buku yang kita baca, tetapi tidak ditulis-tulis, bisa pusing, deh.

Jadi, aku bisa menghasilkan banyak karya karena banyak membaca buku. Berkat buku, aku jadi tahu banyak hal menarik di dunia ini. Aku juga jadi tahu kalau ternyata di luar sana masih banyak anak yang tidak memiliki buku. Berkat buku pula, aku jadi ingin membantu agar anak-anak di luar sana dapat membaca seperti aku. Aku ingin membuat karya yang berguna untuk semua orang.

Aku jadi teringat pada semboyan yang berbunyi “Buku adalah jendela dunia”. Karena dengan membaca buku, kita dapat berpikir lebih maju. Bagaimana menurutmu?

Hanindri Aretha
Dilahirkan di Jakarta, 24 Juli 2009.  Tinggal di Bekasi.